Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Dia II

Dia II Oleh: Zahra Arifia Dia yang lagi-lagi namanya kusebut dalam tanya Setengah hatiku menjawab jangan Namun bagian yang lain menjawab tuk lanjutkan Aku bingung, karena dia datang tanpa kepastian Bagai sesuatu yang sedang menyepi lalu kudapati dengan senang hati Meski aku tak tau bagaimana nantinya Dia Aku harap ia cepat memberiku jawabanya Puisi ini ditulis 15 Agustus 2018 di Pekalongan

Dia I

Dia I Oleh: Zahra Arifia Dia Si pendiam Dia Si jutek Dia Si pemberi kejutan Berbagai cara aku pergi Berbagai cara aku abaikan Kamu hadir menjadi dia Dia yang buatku jatuh cinta Puisi ini ditulis 6 Agustus 2018 di Pekalongan

Abang Rujak

Abang Rujak Oleh: Zahra Arifia Bang, makasih tadi sore ya! Karenamu aku bisa mendengar tawanya dengan jelas Karenamu juga aku bisa melihat bola matanya menyipit karena tawa itu Bang taukah, aku suka anak laki-laki itu! Jadi aku ingin pesan khusus untuknya, Berikan bumbu cinta di gula jawa itu Berikan juga buah-buahan yang asam manis seperti rasanya cinta Jangan lupa bisikin ke dia, "Itu dari orang yang gila karenamu" Puisi ini ditulis tanggal 26 November 2016 di Pekalongan

Laju Cintaku Bersama Angin

Laju Cintaku Bersama Angin Oleh: Zahra Arifia Saat ku berdiri pada kenestapaan, menggantung diri bersama perasaan Lamat kupandang betapa jelas sebuah bayangan Membuat diri ini seakan digoncang oleh harapan Bolehlah semua itu kuimpikan, hingga nanti aku jauh tak kepalang Tapi tak boleh kulupakan, jika cinta hanyalah bertepuk sebelah tangan Maka cepat kulajukan, dalam angin yang kan memindahkan Puisi ini ditulis tanggal 1 April 2016 di Yogyakarta

Rayuan Senja

Rayuan Senja Oleh: Zahra Arifia Wahai senja... Rupamu mengapa begitu menggoda? Nyanyiannya sungguh menyejukan jiwa Aku terpesona, karena pemandangannya menipu mata Ditambah dengan kicauan bondongan burung kembali ke sangkarnya Bolehlah aku tertipu dengan ulah rayumu Rayuan yang membawaku dalam imajinasi Hingga kini terciptalah puisi ini Puisi ini ditulis 30 Januari 2016 di Yogyakarta

Matematika

Matematika Oleh: Zahra Arifia Hei, mengapa begitu sulit kau ku kerjakan? Semenyeramkan itukah rupamu hingga aku takut tuk menatapnya? Sebetulnya apa yang terselip dalam dirimu matematika? Sungguh aku malu karena selalu kalah denganmu Tapi apa daya, kau sungguh cerdik mempermainkanku Tapi tak apa, suatu hari nanti kan ku coba lagi Aku pati bisa mengalahkanmu Aku pasti bisa berdiri gagah karena telah berhasil mengalahkanmu Tunggu saja hei matematika Puisi ini di tulis 15 Januari 2016 di Yogyakarta

Hujan Menyapa

Hujan Menyapa Oleh: Zahra Arifia Derai tetesan air yang jatuh bergantian, pelan Membawa sepucuk kenangan indah saat tertawa bersamanya Aku tersenyum larut dalam nostalgia Berharap hujan membawa rindu yang nyata Dalam suci yang turut membawa ia ke dalam memori masa lalu Yang berangan tentang cerita masa depan bersamanya Puisi ini di tulis 11 Januari 2016 di Yogyakarta

Senandung Sepi

Senandung Sepi Oleh: Zahra Arifia Wahai Malam, Mengapa begitu senyap aku berjalan? Sendiri mengitari kenangan Merindu walau rindu itu tak berarti Tak mengerti meski berkali telah ku pahami Sadarlah, setidaknya untuk mendamaikan hati Tersenyumlah, setidaknya untuk melepas peluh yang menyandingi Puisi ini ditulis 5 Januari 2016 di Yogyakarta

Seindah Pelangi di Kala Senja

Seindah Pelangi di Kala Senja Oleh: Zahra Arifia Saat-saat yang tak dinanti kau gambarkan Bahkan diwaktu yang menyakitkan kau tetap tampakan Disendunya hujan yang sunyi kau mulai menepati Ah berjuta rasa itu Semua adalah tentang kejutan Masa lalu itu belum selesai? Kau terus saja membual tentang pernyataan Bagaimana bisa aku tau? Kau tak pandai menyembunyikan sepenuhnya, kau membentuk warna di mataku Bukankah kau pelangi senja itu? Puisi ini ditulis 17 Agustus 2015 di Yogyakarta

Dia Telah Pergi

Dia Telah Pergi Oleh: Zahra Arifia Dirimu yang telah pergi Jauh tak terlihat dari sini Tenggelam dalam mega merah di kala sore Mungkin tak akan terbit saat fajar Dirimu yang telah membuat jejak Tapi bukan jejak yang harus kulalui Melainkan jejak yang harus kubatasi Dan aku hanya bisa tertegun dan tak melewati Dirimu yang kini menjadi bayangan Tak ragu aku tuk pupuskan Karena hadir dalam lamunan Yang tak tergapai meski jaraknya lebih dekat dari kakiku dan bintang Dirimu yang telah pergi Aku tak bisa banyak jelaskan Di kehidupan barumu, Semoga bahagia selalu Puisi ini di tulis 3 Februari 2015 di Yogyakarta

Bunda

Bunda Oleh: Zahra Arifia Bunda.. Kau Inspirasiku Kau Alur Ceritaku Dan Kau Puisi Untuku Bunda.. Tak ada kata selain maaf Tak ada yang terucap selain terimakasih Tak ada senyuman karena aku ingin tertunduk Bunda.. Kini tak sadar aku sudah melangkah jauh darimu Jauh dari pelukanmu, Jauh dari usapanmu Tapi hati ini tetap tak pernah bisa terpisah Bagai bulan dan bintang yang selalu bersinar di malam hari Bunda.. Ajari aku agar aku kuat Pukul aku jika aku melukai Cubit aku bila aku salah Bunda.. Di malam yang sunyi ini aku merindukanmu Hanya pada bintang aku bercakap Sampaikan salam rinduku untuk Bunda Puisi ini di tulis 23 Maret 2014 di Yogyakarta

Aku Kemarin Sempat Malas

Oleh: Zahra Arifia Dengan segala keteguhan hati dan melalui banyak rasa, hari ini resmi blogku ku buka kembali setelah sekian purnama menghilang dari laman ini. Satu tahun yang lalu, aku punya semangat yang banyak untuk mengisi lapangan ini dengan untaian kata-kata yang ku semai dari pikiranku sendiri. Tapi Ya Tuhan, aku seperti mendapatkan kiriman badai besar entah dari mana. Diriku menjadi musuh terbesarku dalam mengembangkan apa yang pernah jadi keinginan. Mungkin karena masa kelas 12 ku super duper sibuk sama pelajaran, hehe lebay. Pikiranku ruwet dan mengesampingkan apa yang menjadi keinginanku. Waktu itu yang ada di benaku cuma ambisi tentang nilai. Padahal kalau waktu itu aku bisa meluangkan waktu sedikit saja, pasti udah dapet banyak banget bahan hehe. Namanya juga penyesalan kan pasti datengnya pas akhir. Eitss entah angin apa yang mendatangiku, aku ingin mengisi kembali laman ini. Semoga akan produktif selamanya ya hehe. Yukk bangkit, bangun dari zona nyaman heh...